Cilacap, JurnalSultra.com – warga yang sedang beraktivitas sontak berhamburan untuk berusaha menyelamatkan diri. Para warga yang setelah sebelumnya mendapatkan pelatihan, sudah lebih terorganisir dalam melakukan evakuasi mandiri. Hal ini terlihat dari warga yang mencari tempat perlindungan awal terlebih dahulu sebelum gempa berhenti dirasakan. Usai gempa berhenti, warga segera mencari tempat terbuka dan melakukan evakuasi menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) di Politeknik Negeri Cilacap yang berjarak sekitar 750 meter.
Evakuasi diprioritaskan kepada kaum rentan seperti ibu hamil, anak-anak dan lansia. Sarana dan prasarana penunjang juga turut digunakan untuk mengangkut korban maupun memberikan penanganan darurat kepada warga yang luka-luka akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Tak lama berselang, tim SAR gabungan juga tiba untuk membantu mempercepat evakuasi darurat.
Warga yang berhasil dievakuasi setelah tiba di TES Politeknik Negeri Cilacap, segera mendapatkan penanganan medis untuk pertolongan pertama. Jika terdapat warga yang mengalami kondisi makin memburuk, maka korban mendapat rujukan ke rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut. Simulasi evakuasi mandiri bencana Tsunami ini turut dihadiri oleh 700 peserta yang terbagi dalam 200 dalam simulasi dan 500 dalam kegiatan Apel Kesiapsiagaan antisipasi Megathrust.
Apel Kesiapsiagaan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap melaksanakan Apel Kesiapsiagaan dan Simulasi Evakuasi Mandiri di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Kamis (5/9).
Kegiatan Apel Kesiapsiagaan dilaksanakan di halaman Politeknik Negeri Cilacap dengan melibatkan 500 personel dari unsur pentaheliks. Sedangkan simulasi evakuasi mandiri dilaksanakan di Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan dengan melibatkan sebanyak 200 orang warga Masyarakat.
Kabupaten Cilacap termasuk daerah rawan bencana tsunami karena posisi wilayah yang dekat dengan pertemuan lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia atau hanya berjarak sekitar 250 kilometer dari Cilacap dengan zona subduksi megathrust yang sewaktu-waktu dapat bergerak bersama.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Lukmansyah pada arahan Apel Kesiapsiagaan bencana.
“Perlu untuk kita pahami bersama bahwa memang negara kita dikelilingi oleh zona pertemuan antar lempeng yang memungkinkan terjadinya gempa besar dan memicu tsunami. Ini bisa terjadi kapan saja, tidak ada yang bisa memprediksi waktu dan besarnya gempa yang akan terjadi. Namun kita juga jangan panik dan tetap tenang.” Imbau Lukmansyah.
Dengan adanya simulasi kesiapsiagaan ini, BNPB mengajak masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan upaya kesiapsiagaan di daerah.
“Untuk itu, masyarakat dan pemerintah daerah tidak boleh mengabaikan kesiapsiagaan. Mari jadikan momentum ini untuk mengingatkan kita semua untuk melatih kembali individu, keluarga dan komunitas untuk bisa melakukan evakuasi secara mandiri, mengecek kembali jalur evakuasi, memelihara bangunan-bangunan shelter evakuasi dan melatih kembali sistem komunikasi risiko berbasis komunitas.” Imbau Lukmansyah.
Apel dan Simulasi Kesiapsiagaan dilaksanakan juga dalam rangka memperingati 20 tahun Tsunami Aceh, dan menyambut Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana tahun 2024.
“Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan 20 tahun tsunami Aceh, dan dalam rangka menyambut Bulan Pengurangan Risiko bencana, maka mari sama-sama kita tingkatkan kesiapsiagaan kita, dimulai dari diri sendiri, keluarga dan komunitas.” Ucap Lukmansyah.
Pemerintah Kabupaten Cilacap bersama BPBD Kabupaten Cilacap telah melakukan langkah-langkah mitigasi terhadap potensi ancaman bahaya tsunami Megathrust, antara lain sosialisasi dan edukasi pada siswa sekolah, masyarakat, instansi-instansi pemerintahan, perusahaan-perusahaan swasta, media elektronik, dan media sosial.
Hal itu diungkap Pj. Bupati Kabupaten Cilacap Mohamad Arief Irwanto saat menghadiri apel kesiapsiagaan.
“Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang potensi bahaya pada lokasi-lokasi yang rawan bencana, telah dilakukan pemasangan rambu-rambu peringatan sesuai dengan jenis potensi bahaya bencana yang ada” ucap Arief.
Dirinya berharap dengan dilaksanakannya gladi simulasi evakuasi mandiri secara rutin dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat di wilayah Kabupaten Cilacap.
“Mudah-mudahan melalui berbagai ikhtiar mitigasi yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan ketangguhan dalam menghadapi bencana,” tutup Arief.
Pada kesempatan ini, BNPB juga memberikan bantuan penanganan bencana berupa dukungan dana siap pakai sebesar 200 juta rupiah, logistik dan peralatan kepada Pemerintah Kabupaten Cilacap berupa tenda pengungsi, tenda keluarga, velbed, matras, selimut, light tower , genset, kasur lipat, hygiene kit dan sembako.
Dalam apel kesiapsiagaan ini terdapat juga gelar peralatan berbagai alutsista penanggulangan bencana yang didukung oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah, BPBD Kabupaten Banjarnegara, BPBD Kabupaten Wonogiri, BPBD Kabupaten Banyumas, BPBD Kabupaten Kebumen dan BPBD Kabupaten Purworejo seperti : Perahu karet, Tandu lipat, Helm Rescue, Life jacket, Kompresor Hidrolis, Genset, Light Tower, Pemotong beton, Dongkrak beton, Mobil Komob, Mobil Komando, Carabiner, Carmentel, Webing, Figur, Askender Handel, Harnes, Safety line, Helmet, Velbed dan sebagainya.