Jateng, JurnalSultra.com – Instruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar pembangunan jalan menggunakan aspal Buton murni di wilayahnya, telah diterapkan di sejumlah ruas jalan. Salah satunya, ruas jalan Salatiga-Ngablak.
Sub Koordinator I Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Semarang Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Jateng, Api Diana Prasetyaji mengatakan, pihaknya menangani delapan ruas jalan, yaitu Salatiga-Ngablak, Sruwen-Karanggede, Ambarawa-Bandungan, Lemahabang-Kaloran, Ungaran-Cangkiran, Brigjen Sudiarto Semarang, Semarang-Godong, dan Salatiga-Kedungjati. Untuk ruas jalan provinsi, perawatannya menggunakan aspal Buton.
“Ini di wilayah ruas Salatiga-Ngablak. Di sini sampai Kopeng merupakan ruas jalan provinsi. Hampir semua sudah pakai aspal Buton, terutama kondisi curah hujan tinggi,” kata Api saat memantau pengerjaan penambalan lubang, Senin (21/11/2022).
Pengguna jalan, Sumaji, mengatakan senang melintasi jalan Salatiga-Kopeng, karena kondisinya bagus.
“Sini kalau ada lubang, sebentar sebentar diperbaiki. Jarang ada jalan lubang,” kata dia.
Pengguna jalan lain, Eka warga Salatiga, kondisi aspal jalan di Salatiga amat bagus. Dia seringkali melintasi jalan Salatiga-Kopeng, tidak didapati jalan yang bergelombang.
“Aspal ini bagus. Tidak bergelombang. Biasanya aspal kan jelek cenderung bergelombang,” kata Eka.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah Hanung Triyono mengatakan, pihaknya telah memakai aspal Buton sejak 2015 hingga saat ini. Pada 2015 itu, proses percobaan dilakukan di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah, dan jalan provinsi di Jalan Letjen S Parman Purbalingga.
“Jadi dari 2015 itu kita mencoba untuk mengoptimalkan ini dengan baik. Hingga terbit Surat Edaran Gubernur Jateng No 000/4443 tanggal 28 September 2022, tentang Pengunaan Aspal Buton dalam rangka Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di Jateng. Kita akan memanfaatkan sebesar-besarnya aspal Buton ini untuk pembangunan jalan dan selaras dengan amanat Bapak Presiden,” kata Hanung, saat ditemui di kantornya, Senin (21/11/2022).
Ditambahkan, sejak era Gubernur Ganjar, peningkatan pemakaian aspal Buton digencarkan. Provinsi Jawa Tengah sudah menerapkan penggunaan aspal Buton sejak 2015, kemudian dilanjutkan pada kegiatan rehabilitasi jalan provinsi pada 2015-2016. Kemudian, pada 2017-2020 aspal Buton, dalam hal ini Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), digunakan untuk kegiatan pemeliharaan rutin jalan di jalan provinsi sepanjang 2.404,741 kilometer.
Pada 2021, penggunaan aspal Buton murni juga digunakan pada kegiatan peningkatan jalan dengan realisasi volume aspal Buton sejumlah 631,95 ton. Penggunaan aspal Buton murni naik pada 2022 menjadi 2.180,84 ton, dan rencananya kebutuhan aspal tersebut bertambah pada 2023.
“Jadi makin lama makin meningkat. Bahkan instruksi dari Gubernur akan digunakan di paket-paket yang menggunakan bankeu Provinsi,” ujarnya.
Kelebihan aspal Buton, kata dia, selain produk dalam negeri, juga memiliki kepadatan bagus. Menurut data dari laboratorium, aspal Buton mempunyai ketahanan yang lebih baik dari aspal biasa.