Kolaka, JurnalSultra.com – PT Vale Indonesia (PT Vale) bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) memperingati peletakan batu pertama untuk memulai pengembangan proyek Blok Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Proyek tersebut akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) dan ditargetkan dapat mencapai penyelesaian mekanik pada akhir tahun 2025. Total paket investasi untuk pabrik HPAL dan tambang diperkirakan mencapai 67,5 Triliun Rupiah, dan akan melibatkan sekitar 12.000 lapangan kerja untuk konstruksi.
Kegiatan Groundbreaking tersebut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, CEO Vale S.A., Mr. Eduardo Bartolomeo, CEO PT Vale Indonesia, Ibu Febriany Eddy serta jajaran direksi dan komisaris PT Vale Indonesia, Chairman Huayou Zhejiang Cobalt, Chairman Chen, Gubernur Sulawesi H. Ali Mazi, Bupati Kolaka, Bapak H. Ahmad Safei, Ir. Ridwan Djamaluddin (Direktur Jendral Mineral dan Batubara), Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Dr. Totok Imam Santoso.
Dalam kegiatan tersebut, Eduardo Bartolomeo, Chief Executive Officer Vale, mengatakan, “Pembuatan batu pertama hari ini merupakan batu loncatan besar yang memposisikan Vale dan Indonesia untuk memasok sumber nikel yang berkelanjutan dan bertanggung jawab jauh ke masa depan. Kami yakin Indonesia memiliki peran penting dalam mega-tren elektrifikasi dan dekarbonisasi global, dengan potensi untuk menjadi produsen nikel paling berkelanjutan di Asia dengan standar ESG tertinggi. Kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam perjalanan ini,” tuturnya.
Ditempat yang sama Deshnee Naidoo, Presiden Komisaris PT Vale dan Executive Vice President Vale’s Base Metals Business, mengatakan Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam transisi energi global itu akan memainkan peran integral dalam mengubah masa depan menjadi lebih baik.
“Hari ini kita melihat sekilas masa depan itu, dan kami berharap dapat melanjutkan perjalanan ini dengan mitra kami di Indonesia bersama,” terangnya.
Sementara itu, Febriany Eddy, CEO PT Vale Indonesia dalam sambutannya sangat bangga dapat dimulai pembangunan Blok Pomalaa yang akan menjadi bagian penting dari upaya percepatan hilirisasi nikel Indonesia produksi. Proyek ini sangat penting bagi agenda pertumbuhan dan menandai babak baru dalam perjalanan PT Vale berkontribusi 54 tahun untuk Indonesia.
“Komitmen kami untuk menghindari penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik merupakan bukti nyata komitmen PT Vale untuk memperluas operasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk manfaat sosial-ekonomi lokal dan pemangku kepentingan nasional jauh ke depan,” ucapannya.