Kolaka, JurnalSultra.com – Panglima Kodam (Pangdam) XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad meninjau Objek Vital Nasional (Obvitnas) dan Program Proyek Strategis Nasional (PSN) fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Nikel yang sedang dibangun oleh PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Group di blok Lapao-lapao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (15/8/2022).
Langkah tersebut merupakan komitmen TNI untuk memastikan investasi hilirisasi nikel yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjalan sesuai target.
“Setiap ada Obvitnas dan PSN, secara tidak langsung itu merupakan tugas TNI untuk menjamin stabilitas keamanannya. TNI harus selalu melindungi proyek-proyek nasional yang bersifat strategis demi kemaslahatan orang banyak,” kata Mayjen TNI Andi Muhammad saat berada di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) CNI Group.
Menurut Mayjen TNI Andi Muhammad, sebagai asset vital nasional, proyek smelter nikel milik CNI Group wajib untuk dilindungi karena proyek ini didukung penuh oleh negara. Apalagi, CNI Group merupakan satu-satunya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Saat ini kata Andi Muhammad, terdapat sejumlah investasi smelter di wilayah Sulawesi Tenggara yang juga masuk daftar Proyek Strategis Nasional namun sebagian besar merupakan milik Penanaman Modal Asing (PMA).
[poll id=”3″]
“Dari sisi ekonomi, PMA tentu menguntungkan, namun disisi lain juga berpotensi merugikan karena dianggap sebagai ancaman. Sementara kalau CNI Group tidak ada yang dirugikan, yang kerja orang kita semua,” ujarnya.
Untuk memastikan agar proyek smelter nikel CNI Group beroperasi sesuai target pada 2024, Mayjend TNI Andi Muhammad menekankan tiga pendekatan.
Pertama, pendekatan kemakmuran (prosperity). Pendekatan ini fokus pada agenda penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
“Kita lihat banyak bantuan, pembangunan masjid dan lainnya ini luar biasa. Kalau masyarakat sudah diayomi, dilindungi dan dilibatkan, pasti masyarakat sendiri yang menjaga perusahaan karena mereka berkepentingan,” jelasnya.