Bombana, JurnalSultra.com – Bupati Bombana, Ir. H. Burhanuddin, M.Si bersama Wakil Bupati Ahmad Yani, S.Pd., M.Si., jajaran Forkopimda, dan Ketua Tim Penggerak PKK menghadiri acara Panen Raya Kelompok Tani Matiro Bulu di Dusun Lababu, Desa Tinabite, Kecamatan Lantari Jaya, Minggu (20/4/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati dan Wakil Bupati juga menyerahkan bantuan bibit unggul padi kepada kelompok tani setempat. Bombana menjadi satu-satunya kabupaten di Sulawesi Tenggara yang memiliki sertifikasi untuk pengembangan bibit unggul, menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam mendukung sektor pertanian.
“Ini bukan sekadar seremoni, ini bentuk komitmen kami untuk selalu bersama rakyat, khususnya petani sebagai fondasi ekonomi Bombana,” tegas Bupati Burhanuddin di hadapan ratusan petani dan masyarakat yang hadir.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program Quick Win 100 Hari Kerja Pemerintahan Burhanuddin–Ahmad Yani serta merupakan tindak lanjut dari prioritas ketahanan pangan nasional sebagaimana arahan Presiden RI, Prabowo Subianto dalam agenda Astacita.
Pemkab Bombana, lanjut Bupati, berkomitmen memberikan dukungan menyeluruh, mulai dari pembangunan infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani dan irigasi, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), hingga pelatihan petani. Bahkan, ia berencana mendirikan pabrik padi agar hasil panen petani dapat diolah langsung di daerah, tanpa perlu dikirim ke luar.
Namun suasana sempat berubah ketika Bupati menyoroti ketidakhadiran beberapa kepala desa dalam acara tersebut.
“Saya sangat menyayangkan, dalam kegiatan sebesar ini yang menyangkut langsung kehidupan masyarakat, beberapa kepala desa justru tidak hadir. Ini akan kami tindak lanjuti. Saya minta Inspektorat segera melakukan pemeriksaan dan meminta klarifikasi dari yang bersangkutan,” ujar Bupati dengan nada tegas.
Ia menegaskan bahwa kehadiran pemimpin di tengah masyarakat adalah bentuk tanggung jawab moral dan konstitusional yang tidak bisa diabaikan.
Acara panen raya berlangsung meriah, penuh semangat, dan menjadi momentum dialog langsung antara pemerintah daerah dan petani. Sejumlah petani menyampaikan aspirasi, termasuk keluhan mengenai harga pupuk serta harapan akan distribusi benih unggul yang lebih merata.