Abrasi Pantai di Tonganapo, Samaturu Kabupaten Kolaka Semakin Parah, Tanggul Penahan Ombak Kapan Direalisasikan?

Oleh : Iswadi Amiruddin, Mahasiswa Pascasarjana Unhas/ Pemuda Tonganapo

Kolaka, JurnalSultra.com – Abrasi pantai juga sering disebut sebagai erosi pantai. Pengikisan seperti ini dapat menyebabkan berkurangnya daerah pantai, terutama daerah yang paling dekat dengan air laut. Perlahan tapi pasti, jika dibiarkan terus menerus, abrasi akan menggerus semua daerah pantai sehingga air laut akan menggenangi semua wilayah pantai dan pemukiman penduduk. Ancaman abrasi pantai semakin hari semakin mengkhawatirkan, khususnya bagi warga yang tinggal di pesisir pantai Kelurahan Tonganapo Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka.

Peristiwan perubahan iklim dengan peningkatan suku dan kenaikan permukaan air laut dapat menimbulkan abrasi pantai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni kebijakan dari sisi perundang-undangan yang belum tegas. Jika dibiarkan, abrasi pantai dapat semakin berkembang dan batas dapat bergeser serta dimana pantai juga menjadi suatu yang penting bagi perekonomian masyarakat, khususnya nelayan di Kelurahan Tonganapo.

Dijelaskannya, penyebab abrasi garis pantai terjadi akibat aktivitas alam dan aktivitas manusia. Aktivitas alam seperti besar dan tingginya ombak yang menghantam garis pantai yang sedikit demi sedikit dapat mengikis pinggir pantai. Sedangkan, aktivitas manusia seperti mensuplai air tanah yang menyebabkan tanah mengalami penurunan dan kenaikan permukaan air laut. Membuka lahan dan tambak yang tidak mempertahankan mangrove dan penghijauan. Selain itu, pembangunan dermaga yang tidak memperhatikan arah gelombang pantai dan pembangunan sarana dan prasarana yang menjorok ke laut.

Satu dekade lalu, Kelurahan Tonganapo Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka, sejatinya masih berupa kawasan permukiman yang utuh. Namunseiring berjalanya waktu kelurahan tonganapo  yang terletak di kawasan pesisir itu secara perlahan mulai terkikis abrasi. Luapan air laut sedikit demi sedikit akan menghantam pemukiman masyarakat di pinggir pantai yang diakibatkan terus berlangsung sampai sekarang. Seperti sejumlah bangunan yang dulunya dibangun cukup jauh dari bibir pantai, saat ini jaraknya sudah sangat dekat dengan air. Bahkan ada juga bangunan yang sudah terkikis habis oleh air.

Tinggalkan Balasan