Gelar Manasik Haji Nasional, Kemenag Raih Rekor MURI

Jakarta, JurnalSultra.com – Kementerian Agama (Kemenag) mencatat sejarah baru dengan meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji Nasional secara hybrid terbesar di Indonesia. Kegiatan monumental ini digelar secara luring di Asrama Haji Pondok Gede dan diikuti secara daring dari lebih dari 500 titik di seluruh Indonesia.

Total peserta yang mengikuti kegiatan ini mencapai 141.139 orang secara daring dan 1.500 peserta hadir langsung di lokasi. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan antusiasme tinggi masyarakat dalam menyambut musim haji, tetapi juga menunjukkan keseriusan Kemenag dalam membina jemaah haji secara komprehensif.

Menteri Agama dalam arahannya menegaskan pentingnya pendekatan baru dalam bimbingan manasik haji. Tidak hanya berfokus pada aspek fiqh, tetapi juga harus mengandung nilai-nilai ruhani dan transformasi moral.
“Tidak semua yang maqbul itu mabrur, tapi semua yang mabrur pasti maqbul,” ujarnya, mengingatkan bahwa haji yang mabrur adalah yang mampu membawa perubahan sikap, akhlak, dan sensitivitas sosial.

Tahun ini pun menjadi istimewa karena bertepatan dengan Haji Akbar, di mana wukuf di Arafah jatuh pada hari Jumat. Keutamaannya diyakini setara dengan 70 kali haji biasa, menjadikan kesempatan ini sangat istimewa bagi para jemaah.

Dalam tausiyahnya, Prof. Nasaruddin Umar menekankan pentingnya menjadikan haji sebagai refleksi spiritual dan dialog ilahi. Ia menggambarkan Kakbah sebagai pusat tobat dunia dan tawaf sebagai simbol penyatuan diri dengan poros ilahi. Ia juga mengangkat konsep “dialog sebagai tradisi Tuhan” yang harus dibawa pulang oleh para jemaah selepas haji.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Dirjen PHU Hilman Latief, Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar Simanjuntak, pejabat eselon II Kemenag dari seluruh Indonesia, serta para pemangku kepentingan dari sektor perbankan syariah dan kesehatan.

Dengan terselenggaranya manasik haji nasional ini, Kemenag berharap para calon jemaah tidak hanya siap menjalankan ibadah secara syar’i, tetapi juga membawa pulang nilai-nilai spiritual yang mampu mengubah kehidupan secara holistik. Momentum Haji Akbar tahun ini menjadi pengingat akan pentingnya kesucian niat dan kekuatan doa, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi kemaslahatan umat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *